PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT IKAN GUPPY

Hallo sahabat Sejuta Informasi Kita, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT IKAN GUPPY, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Guppy merupakan salah satu jenis ikan hias yang sangat menarik dan cantik. Corak warna-warninya yang menonjol dan sirip ekornya yang lebar menambah kecantikan yang khas bagi ikan guppy itu sendiri. Ikan guppy ini juga sangat mudah untuk dikembangbiakkan, sehingga menjadikan guppy bukan hanya sekedar ikan pajangan, namun juga merupakan lahan usaha yang produktif.

Guppy termasuk ikan yang sangat mudah dipijahkan. Sepasang induk jantan dan induk betina yang ditempatkan di dalam akuarium sudah dapat menghasilkan keturunan. Namun, kendala yang sering dihadapi oleh para pembudidaya guppy ini tidak jauh berbeda dengan pembudidaya ikan hias lainnya, yaitu terserangnya penyakit yang bisa menyebabkan kerugian bagi petani.

Penyakit yang menyerang ikan guppy di dalam akuarium disebabkan oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari luar maupun dalam akuarium. Ada beberapa faktor yang merupakan penyebab dan cara penularan penyakit ikan dalam akuarium, diantaranya yaitu :

1. Faktor yang berasal dari kondidi air (kepekatan, keracunan)

2. Faktor yang berasal dari sinar (terlalu tajam, kurang kuat, suhu)

3. Faktor filter (kotoran tak tersedot, keracunan, pH, air)

4. Faktor yang berasal dari pompa udara (O2, sirkulasi air, suhu air)

5. Faktor kepadatan ikan di dalam akuarium (O2, suhu dan kotoran)

6. Faktor tanaman dalam akuarium (O2, kotoran, ruang gerak ikan)

7. Faktor pergantian air, sanitasi

Bila ikan di dalam akuarium terserang penyakit, dapat dipastikan ditimbulkan oleh salah satu atau beberapa faktor tersebut di atas. Untuk mencegah dan mengobatinya harus bertitik tolak dari faktor-faktor penyebab tersebut.

Sistematika Sistematika ikan guppy menurut Dr. Herbert R. Axelord dalam Heru Susanto adalah sebagai berikut:

Filum : Chordata

Subfilum : Craniata

Superklass : Gnathostomata

Klass : Osteichthyes

Subklass : Actinopterygii

Superordo : Teleostei

Ordo : Cyprinodontoidai

Subordo : Peocillidea

Famili : Peocillidae

Genus : Poecillia / Lebistes

Spesies : Poecillia reticulata

Ciri-ciri Ikan Guppy

Jenis dan varietas ikan guppy setiap tahunnya bertambah. Namun demikian warna dasar badan guppy yang asli berwarna kecoklatan, dengan variasi warna sisik di samping badannya serupa pelangi. Bentuk sirip ekor ikan guppy lebar, sehingga menambah kecantikan ikan guppy itu sendiri. Kalau dilihat sekilas ikan guppy mirip burung merak yang mempunyai ekor memukau.

Tanpa sirip ekornya, guppy tidak berarti apa-apa. Karena sirip ekor itulah yang membuat badan sebelah depannya biasa-biasa saja menjadi lebih unik. Ikan guppy betina mempunyai ukuran tubuh 7 cm, sedangkan ikan guppy jantan berukuran 4 cm. Untuk lebih jelasnya bentuk ikan guppy dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Habitat dan Penyebaran

Di alam aslinya ikan ini hidup di dua jenis perairan yang berbeda, yaitu air payau, dan air tawar. Menurut Dr. Herber R. Axelord dalam Bambang dan Donny, salinitas yang baik untuk guppy berkisar antara 0,5 – 1 ppt. Ikan guppy dapat ditemukan di perairan Indonesia dengan mudah, yang lebih dikenal dengan nama ikan seribu.

Ternyata guppy yang kelihatan kecil dan lemah berasal dari perairan mengalir, itulah sebabnya apabila ditempatkan di akuarium ikan ini tidak mau diam. Bila kita perhatikan dalam akuarium, ikan lebih banyak menempati bagian permukaan air dari pada di bagian tengah dan dasar akuarium.

Pemilihan Induk

Sebelum disatukan dalam wadah pemijahan, sebaiknya calon induk diseleksi terlebih dahulu. Ada beberapa faktor yang dapat dijadikan sebagai petunjuk dalam memilih calon induk berkualitas, diantaranya sebagai berikut :

1. Tubuh tidak cacat dan tidak terdapat penyakit

2. Gerakannya lincah dan gesit

3. Nafsu makan tinggi

4. Bagian perut calon induk betina membesar

5. Panjang total tubuh induk betina minimal 4 cm dan jantan 3,5 cm

6. Warna tubuh dan sirip cemerlang dan corak jelas

7. Tipe sirip ekor calon induk sama.

Teknik Pemijahan

Guppy dapat dipijahkan secara massal. 1 ekor guppy jantan dapat mengawini 5-10 ekor guppy betina. Induk jantan dan betina disatukan pada pagi hari pukul 07.30-08.00 atau sore hari pukul 16.30-17.00, karena pada saat tersebut suhu tidak terlalu tinggi.

Induk guppy yang telah disatukan biasanya akan memijah pada pagi hari hingga matahari terbenam. Guppy jantan akan mengejara dan mengikuti guppy betina matang kelamin berenang. Selanjutnya induk guppy jantan akan melakukan penetrasi dan spermanya akan dikeluarkan di dalam tubuh induk betina. Selang waktu antara kelahiran berkisar 15- 20 hari. Satu ekor induk betina akan menghasilkan sebanyak 25-30 ekor burayak berukuran sekitar 3,5-4 mm.

Pemeliharaan Larva

Larva ikan guppy dipelihara di dalam akuarium. Untuk akuarium berukuran 150 cmx75 cmx75 cm dengan ketinggian air minimal 50 cm, dapat menampung benih guppy sebanyak 3.500-4.000 ekor. Benih ikan guppy dapat dipisahkan dari induknya pada saat guppy telah berumur 7-10 hari. Waktu yang tepat memindahkan larva guppy yaitu pada pagi hari pukul 07.00-09.30.

Pemberian pakan

Pakan yang diberikan kepada guppy disesuaikan dengan umurnya. Burayak guppy yang berumur di bawah satu bulan sebaiknya diberi kutu air. Setelah burayak berumur satu bulan, pakan yang diberikan adalah pakan yang banyak mengandung Crude Oil. Jenis pakan tersebut antara lain cacing sutra (Tubivex worm). Setelah guppy berumur tiga bulan, tambahkan pakan yang banyak mengandung Crude Fiber (serat) untuk meningkatkan kualitas warna. Pakan alami berserat yang mudah diperoleh antara lain larva nyamuk, cacing super, atau cacing darah (Blood worm). Semua jenis pakan yang diberikan untuk ikan guppy secara adlibitum.

Jenis-jenis Penyakit yang Menyerang Ikan Guppy

Penyakit yang menyerang ikan guppy tidak jauh berbeda dengan ikan-ikan hias air tawar lainnya. Penyakit yang biasa menyerang ikan guppy di akuarium adalah sebagai berikut.

a. Penyakit sukar bernapas

Gejala awal yang timbul dari penyakit sukar bernapas ini adalah guppy bernapas terengah-engah tidak teratur, tutup insang terbuka lebar, dan berenang terhuyung-huyung di permukaan air. Dapat dipastikan ikan tersebut terserang penyakit pada insang.

Bila dilihat dengan mikroskop, pada insang guppy melekat cacing dari golongan trematoda, yaitu Dactylogyrus sp. Cacing ini terbawa oleh pakan guppy yang kurang higienis. Cara pencegahan pada penyakit ini, yaitu dengan memperhatikan pemberian pakannya. Usahakan pakan yang diberikan sudah benar-benar bersih dan higienis. Namun, ikan yang sudah terserang penyakit ini segera dilakukan pengobatan. Caranya dengan merendam guppy yang sakit kedalam larutan PK berdosis 0,5 gr / 5 liter air. Perendaman dilakukan selama 5-10 menit, kemudian ikan dipindahkan kedalam air bersih. Setelah itu ikan dimasukan kembali kedalam larutan PK. Pengobatan ini terus dilakukan hingga guppy terlihat sudah bernapas normal.

b. Penyakit Parasit yang disebabkan Oleh Serangan Lernea dan Argulus

Lernea dan Argulus termasuk golongan penyakit ekto parasit. Lernea cyiprinacea berbentuk panjang dengan tubuh berwarna kelabu. Bagian ujung tubuhnya terdapat dua buah sungut yang sebenarnya merupakan kantung telur. Sementara Argulus indicus berbentuk bulat seperti kura-kura, dengan tubuh berwarna hijau transparan. Kedua jenis parasit ini menyerang guppy dengan menancapkan kakinya ketubuh ikan, merusak sisik dan kulit, serta menghisap darah ikan. Ikan yang terserang menjadi lemah hingga menemui kematian.

Lernea dapat diatasi dengan cara menangkap ikan yang sudah terserang, lalu memotong bagian tubuh lernea yang menjorok keluar dengan menggunakan gunting yang tajam. Cara ini akan menyebabkan lernea mati seketika. Sementara untuk mengetatasi Argulus juga dengan cara menangkap ikan yang telah terserang dan membuang satu persatu argulus dengan menggunakan pinset. Argulus yang telah terlepas dari tubuh ikan segera dihancurkan.

Agar ikan yang sudah selesai ditangani tersebut tidak terserang penyakit lain, sebaiknya ikan langsung dimasukkan ke dalam wadah berisi air yang sudah diteteskan Blitz Icth atau Tetra Medica Fungistop. Dosisnya sebanyak 1 – 2 tetes / 2 liter air.

Tabel Penyakit dan Cara Pengobatan

Selain dari penyakit yang disebut di atas, masih ada penyakit yang umum menyerang ikan guppy. Untuk lebih jelas mengetahui penyakit ikan guppy dan cara pengobatannya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Parasit yang sering menyerang ikan guppy

Tabel 2. Jamur yang sering menyerang ikan guppy

Tabel 3. Bakteri yang sering menyerang ikan guppy

Pengobatan dengan Menggunakan Bahan Alami

Kita telah mengetahui bersama, bahwa telah banyak ditemukan obat-obatan kimia untuk mengobati ikan-ikan yang sakit. Namun, sudah barang tentu bahan-bahan kimia tersebut akan menimbulkan efek samping di kemudian hari. Untuk ikan hias bahan-bahan kimia tersebut tidak terlalu berpengaruh, tetapi sebaliknya untuk ikan-ikan konsumsi.

Apabila ada bahan alami yang dapat dipakai untuk melakukan pengobatan pada ikan yang sakit alangkah baiknya, disamping tidak berbahaya dan harganya tidak terlalu mahal. Oleh karena itu dalam bahasan ini akan dicoba menggunakan bahan alami untuk mengobati penyakit ikan guppy. Bahan alami yang digunakan adalah SAMBANG DARAH (Excoecaria cochinnensis Lour).

Sambang darah berasal dari suku Euphorbiaceae. Nama-nama sambang darah ini berbeda-beda tergantung dari daerah. Mungkin di Indonesia sambang darah lebih dikenal dngan nama daun remek daging, dan ki sambang.

a. Uraian Tumbuhan

Umumnya, sambang darah ditanam di perkarangan sebagai pagar hidup atau tanaman obat, ditanam sebagai tanaman hias atau tumbuh liar di hutan. Perdu yang tumbuh tegak ini mempunyai tinggi 0.5 – 1,5 meter, dan bercabang Banyak. Sambang darah mudah diperbanyak dengan cara stek batang atau cangkokan.

b. Sifat dan Khasiat

Sambang darah rasanya pedas, sifatnya hangat. Tumbuhan ini berkhasiat membunuh parasit (Parasitisid), menghilangkan gatal (Antipuritik), dan menghentikan pendarahan (Hemostatis).

c. Kandungan Kimia

Tanin, asam behenat, triterpenoid eksokarol, silosterol. Getahnya mengandung resin dan senyawa beracun.

d. Bagian yang digunakan untuk obat dan cara pengobatannya

Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah daun, ranting, dan akarnya. Cara pengobatan dengan menggunakan sambang darah ini yaitu dengan merendam ikan yang sakit dengan menggunakan sambang darah yang telah dibuat ekstrak.

 Cara pembuatan ekstrak sambang darah yaitu :

1. Daun dicuci bersih

2. Daun tersebut dihaluskan dengan tambahan air sebanya 50 ml untuk 250 gr daun sambang darah.

3. Setelah dihaluskan lalu disaring dan diambil air 4. Air yang telah disaring tersebut dan merupakan ekstrak dari daun sambang darah

 Cara pengobatan

Ikan-ikan yang sakit didipping di dalam larutan ekstrak daun sambang darah sampai ikan tersebut sembuh. Untuk dosis pemberian ekstrak sambang darah belum diketahui secara pasti. Namun dalam bahasan ini kita akan memberikan dosis ekstrak sambang darah sebanyak 0.2 ml / 5 liter air. Ekstrak sambang darah diberikan sesuai dosis setiap hari sampai ikan yang terserang penyakit benar-benar sembuh. Namun, dosis dapat berubah apabila telah dilakukan penelitian

dengan akurat dan ditemukannya dosis yang tepat mengenai pengobatan penyakit ikan guppy dengan menggunakan bahan alami SAMBANG DARAH. Agar ikan guppy yang dipelihara cepat sembuhnya, dapat digunakan ekstrak sambiloto sebagai anti biotik, dan sebagai bahan obat untuk menolak serangan penyakit lain. Dosis yang kita berikan sama dengan sambang darah.

DAFTAR PUSTAKA

Dalimartha. S, 2004. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 3. Puspa Swara. Jakarta.

Eka. B dan Sitorus. P, 2003. Menghasilkan Guppy Kualitas Kontes. Penebar Swadaya. Jakarta.

http://world-aquaculture.blogspot.com/2009/11/guppy-awalnya-hidup-di-rawa-air-payau.html

Lesmana. S, 2003. Mencegah dan Menanggulangi Penyakit Ikan Hias. Penebar swadaya. Jakarta.

Susanto. H, 1990. Budidaya Ikan Guppy. Kanesius. Yogyakarta.

Tambunan N.L. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Guppy Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

Whendrato dan Madyana, 1988. Mengenal Ikan Hias Pemeliharaan, Penyakit dan Pengobatan. Eka Offset. Semarang.

LihatTutupKomentar