Hallo sahabat Sejuta Informasi Kita, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Pembuatan Konsentrat bentuk Pellet, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Ilmu Makanan Ternak, Artikel Peternakan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
KarakterisasiKarakterisasi  merupakantahap awal yang selalu digunakan dalam proses pengolahan.  Karakterisasi yaitu pengumpulan dan evaluasi terhadap informasi yang  dimiliki bahan meliputi:
- sifat fisik, kimia dan biologis
 - Fungsi bahan secara biologis dan social
 - Nilai ekonomi bahan (harga dan kompetisi)
 - Ketersediaan (produksi dan kelangkaan)
 
Seleksi
Seleksi  adalah mempertimbangkan apa yang dimiliki dan apa yang dikehendaki.  Seleksi ini dimulai dari informasi yang didapatkan dari karakterisasi  merumuskan tujuan pengolahan bahan pakan, kemudian analisis dari bahan  pakan dilihat dari segi positif dan negatif dari penggunaannya. Setelah  dilkukakan seleksi maka akan dihasilkan bahan-bahan pilihan
Receiving
- Pengadaan bahan pakan
 
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengadaan bahan pakan adalah:
- Bahan baku yang dibeli berkualitas bagus yang telah dilengkapi dengan hasil analisis laboratorium
 - Daerah untuk penerimaan dan pembongkaran bahan baku harus bersih dan drainase yang baik
 - Transportasi yang akan digunakan untuk mengangkut bahan baku harus diperiksa keadaan fisik dan kebersihannya. Kendaraan untuk mengangkut ternak tidak digunakan untuk mengangkut pakan.
- Pengelolaan bahan pakan
 
 
- Pengambilan sampel bahan pakan dilakukan pada saat awal, pertengahan dan di akhir pemuatan dan diambil pada 5 tempat pada kemasan material yaitu 4 sudut dan bagian tengah. Pengambilan sampel ini diambil dengan arah diagonal. Apabila bahan baku berupa cairan pengambilan sampel dapat dilakukan setelah bahan cair tersebut didiamkan 5 menit.
 - Semua sampel harus diletakkan pada peti yang besar kemudian dicampur dan sebanyak ¼ sampai dengan ½ kg diletakkan pada temapat tertentu untuk identifikasi. Identifikasi yang dilakukan adalah tanggal, nomor kendaraan, bahan baku, jumlah penerimaan, nama pemasok dan nama pengambil sample.
 - Semua sample dan produk harus dijaga dari kerusakan yang disebabkan oleh tikus, serangga, kelembaban dan jamur. Pencegahannya dapat ditempatkan di dalam freezer.
- Penyimpanan bahan pakan
 
 
 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyimpanan bahan pakan adalah:
- Tempat penyimpan pakan harus bersih dan kering
 - Tipe penyimpan pakan harus mudah mengalirkan pakan dengan sudut kemiringan kurang lebih 260
 - Tempat penyimpan pakan/bin harus sering dibersihkan. Hal ini untuk menghindari pencemaran pakan. Pakan yang menempel pada bagian yang tidak terjangkau akan tertinggal di dalam bin untuk beberapa saat lamanya dan kemungkinan akan keluar sedikit demi sedikit terbawa oleh aliran bahan pakan berikutnya
 
Material Processing
Berdasarkan sifat, fungsi dan tujuannya pengolahan bahan pakan terdiri atas:
- Proses Fisik
 
 Proses fisik yang dilakukan antara lain:
- Proses thermal
 
  Proses thermal yaitu proses pengubahan secara fisik bahan pakan dengan  suhu dan dilakukan dengan melihat sifat kimiawi dari bahan pakan  tersebut. Tujuannya adalah untuk menghilangkan komponen antinutrisi,  meningkatkan kecernaan dan meningkatkan palatabilitas. Proses thermal  dapat dilakukan secara basah atau kering. Kerugian dari proses thermal  adalah non-enzymatic browning reaction untuk bahan tertentu.
- Proses perubahan bentuk
 
  Proses perubahan bentuk dilakukan untuk mengurangi reduksi ukuran bahan  pakan sehingga lebih mudah dalam proses lanjutan. Tujuannya adalah  untuk meningkatkan homogenitas, densitas dan memperluas permukaan bahan  pakan. Proses perubahan bentuk ini antara lain dengan cara grinding  (penggilingan), rolling (penghancuran), cracking (pemecahan) atau dengan  cutting (pemotongan). Proses reduksi ukuran bahan pakan ini tergantung  dari sifat fisik bahan pakan itu sendiri.  
- Perubahan densitas
 
  Perubahan densitas yaitu proses pengubahan tingkat kepadatan dari bahan  pakan yang nantinya akan lebih mempermudah dalam proses lanjutan produk  intermediet maupun penggunaan produk
- Pewarnaan
 
  Pewarnaan dilakukan untuk meningkatkan nilai kompetitif dari produk.  Pewarna yang digunakan biasanya pewarna alami yang dibuat dari tumbuhan  seperti carotene dan cucurmin, juga yang paling banyak adalah pewarna  sintetik baik yang berasal dari bahan organic maupun anorganik. Selain  itu perlu diperhatikan efek samping dari penggunaan zat pewarna  tersebut. Di satu sisi pewarna akan lebih memberikan nilai lebih dari  segi tampilan produk namun bila ditinjau dari segi toksisitas, zat  pewarna akn mempengaruhi nutrient yang ada dalam bahan pakan.
- Proses Kimiawi
 
  Fortifikasi : Penambahan/pengayaan suatu bahan atau zat tambahan     
     pada suatu produk untuk meningkatkan kualitas produk   
     tersebut
  Coating : Pelapisan komponen nutrisi sehingga tidak terdegradsi  
     dalam proses digesti
  Hidrolisis  : Pemecahan struktur dengan zat kimia (asam dan alkali),  
      dimaksudkan memberikan kemudahan pada aspek digesti
- Proses Biologis
 
  Kultur/budidaya : Pemanfaatan/peningkatan nilai ekonomi dan   social suatu bahan dengan proses biologis (Kultur sel, Protein Sel Tunggal)
  Dekomposisi/ : Perubahan bentuk fisik/komposisi nutrisi bahan  
  Fermentasi   dengan bantuan aktivitas MO
- Proses Gabungan
 
Proses ini merupakan gabungan diantara ketiga proses diatas, baik fisik-biologis, fisika-kimiawi atau biologi-kimiawi.
Mixing
Sebelum memasuki tahap mixing, bahan pakan yang digunakan harus melalui proses grinding. Proses grinding ada dua macam yaitu:
- Pregrind
 
  Pada  sistem pregrind, semua bahan baku kasar yang harus dihaluskan akan  masing-masing menjalani proses grinding untuk kemudian ke tahap mixing.  Kelemahan dari pregrind yaitu kurangnya homogenitas bahan pakan yang  dicampur.
- Postgrind
 
  Pada  sistem postgrind, hasil mixing akan disalurkan ke hammer mill untuk  proses grinding yang kedua kalinya. Dengan cara ini akan diperoleh hasil  pakan yang sangat halus dan kualitas pellet yang jauh lebih baik.  Sistem post grinding cocok untuk feed mill dimana persentase pakan  butiran sangat dominant.
Proses mixing
Pada proses mixing yang perlu diperhatikan adalah:
1. Proporsi bahan dan penimbangan
    Proporsi bahan harus sesuai dengan imbangan nutrient yang terkandung   dalam pakan. Penimbangan bahan-bahan harus dilakukan dengan timbangan  yang mempunyai tingkat ketelitian tinggi terutama untuk bahan-bahan  dengan jumlah kecil seperti vitamin, mineral, kalsium karbonat, asam  amino kristal, pemacu pertumbuhan, dll.
2. Alat
- Mixer vertical
 
   Digunakan untuk menggiling bahan pakan yang kasar. Mixer tipe ini mencampur bahan pakan  dengan arah kebawah dan keatas.
- Mixer horizontal
 
   Digunakan untuk menggiling bahan pakan yang cair dan halus. Mixer tipe ini mencampur bahan pakan dengan arah samping.
- Mixer tabung
 
   Digunakan untuk menggiling campuran bahan pakan kasar, halus dan cair. Mixer ini mencampur bahan dengan arah rotasi
Yang  perlu diperhatikan dalam tahap mixing adalah untuk bahan-bahan yang  penggunaannya dalam jumlah yang kecil ditambahkan pada bagian terakhir  dari mixing.   
Proses Pembuatan Pelet
Proses pengolahan pellet terdiri dari 3 tahap yaitu:
- Pengolahan Pendahuluan
 
  Ditujukan untuk pemecahan dan pemisahan bahan-bahan pencemar atau kotoran dari bahan yang akan digunakan.
- Pembuatan pellet terdiri atas proses pencetakan, pendinginan dan pengeringan.
 - Perlakuan akhir terdiri dari proses sortasi, pengepakan dan pergudangan
 
Pada  proses pembuatan pellet terdapat proses kondisioning dimana campuran  bahan pakan dipanaskan dengan air dengantujuan untuk gelatinisasi.  Tujuan gelatinisasi yaitu agar terjadi pencetakan antar partikel bahan  penyusun sehingga penampakan pellet kompak, durasinya mantap, tekstur  dan kekerasannya bagus. Gelatinisasi merupakan rangkaian proses yang  dimulai dari imbibisi air, pembengkakan granula sampai granula pecah.  Pecahnya granula pati disebabkan karena pemanasan melebihi batas  pengembangan granula.
Penguapan dalam proses pembuatan pakan berbentuk pellet bertujuan :
- Pakan menjadi steril, terbebas dari kuman atau bibit penyakit.
 - Menjadikan pati dari bahan baku yang ada sebagai perekat.
 - Pakan menjadi lunak, sehingga apabila diberikan pada ternak ayam maka akan lebih mudah mencernanya.
 
4.  Menciptakan aroma pakan yang lebih merangsang nafsu makan ayam.
 Penguapan dilakukan dengan bantuan steam boiler yang uapnya diarahkan ke dalam campuran pakan. Apabila pencampuran dilakuakan dengan mixer jenis beton molen, proses penguapan dilakukan sambil mengaduk campuran  pakan tersebut. Penguapan tidak boleh dilakukan diatas suhu yang  diizinkan, yaitu sekitar 800C. Penguapan dengan suhu terlalu  tinggi dalam waktu yang lama akan merusak atau setidaknya mengurangi  kandungan beberapa nutrisi dalam pakan, khususnya vitamin dan asam  amino.  Beberapa mesin cetak pellet berkapasitas sedang dan besar  mempunyai fasilitas penguapan ini. Jadi, penguapan atau steaming tidak dilakukan pada saat pencampuran, tetapi pada saat pencetakan.
Pencetakan
 Setelah semua bahan baku tercampur secara homogen, langkah selanjutnya  adalah mencetak campuran tadi menjadi bentuk pellet. Banyak jenis mesin  yang dapat digunakan, mulai mesin sederhana hingga mesin yang biasa  digunakan pada industri pakan. Mesin pencetakan sederhana bisa merupakan  hasil modifikasi gillingan daging yang diberi penggerak berupa motor  listrik atau motor bakar.   
 Perbedaan mendasar antara mesin pencetak pellet sederhana dan mesin  pencetak pellet yang digunakan di industri pakan terletak pada sistem  kerja mesin tersebut. Sistem kerja mesin cetak sederhana adalah dengan  mendorong bahan pakan campuran didalam sebuah tabung besi atau baja  dengan menggunakan ulir (screw) menuju cetakan (die)  berupa pelat berbentuk lingkaran dengan lubang-lubang berdiameter 2-3  mm, sehingga pakan akan keluar dari cetakan tersebut dalam bentuk  pellet.  
 Kelemahan sistem ini adalah diperlukan tambahan air sebanyak 10-20%  kedalam campuran pakan, sehingga diperlukan pengeringan setelah  pencetakan tersebut. Penambahan air dimaksudkan untuk membuat campuran  atau adonan pakan menjadi lunak, sehingga bisa  keluar melalui cetakan.  Jika dipaksakan tanpa menambahkan air ke dalam campuran, mesin akan  macet. Disamping itu, pellet yang keluar dari mesin pencetak biasanya  kurang padat.
Pengeringan 
 Pengeringan pada intinya adalah mengeluarkan kandungan air di dalam  pakan menjadi kurang dari 14%. Proses pengeringan perlu dilakukan  apabila pencetakan dilakukan dengan mesin sederhana. Jika pencetakan  dilakukan dengan mesin pellet sistem kering, cukup dikering-anginkan  sajahingga uap panasnya hilang, sehingga pellet menjadi kering dan tidak  mudah berubah kembali ke bentuk tepung.
 Proses pengeringan bisa dilakukan dengan penjemuran dibawah terik  matahari atau menggunakan mesin. Keduanya memiliki kelebihan dan  kekurangan. Penjemuran secara  alami tentu sangat tergantung kepada  cuaca, higienitas atau kebersihan pakan harus dijaga dengan baik, jangan  sampai tercemar debu, kotoran dan gangguan hewan atau unggas yang  dikhawatirkan akan membawa bibit penyakit. Mesin pengering yang umum  digunakan sangat beragam, diantaranya oven pengering.
  Dalam oven pengering, pellet basah disimpan dalam baki dan oven  dipanaskan dengan bantuan kompor minyak tanah, batu bara atau bahan  bakar lainnya. Penyimpanan pellet dalam baki tidak boleh terlalu tebal,  supaya dihasilkan pengeringan yang merata dan harus sering dibalik  supaya tidak gosong. Yang perlu diperhatikan apabila menggunakan alat  pengering adalah suhu pemanasan tidak boleh lebih dari 800 C. Pemanasan dengan suhu yang terlalu tinggi akan merusak kandungan nutrisi pakan, serta membuat pakan menjadi terlalu keras.
Packaging
- Pengemasan
 
 Fungsi pengemasan adalah melindungi pakan jadi dari cahaya dan embun  serta zat pancemar lingkungan lain. Tujuan pengemasan yaitu:
- Mencegah kerusakan
 - Memudahkan dalam penanganan
 - Menghindari kontaminasi
 - Nilai estetika
 
Yang perlu diperhatikan dalam pengemasan yaitu:
- Bahan pengemas harus memperhatikan sifat fisika, kimia dan biologi bahan yang akan dikemas
 - Derivat polistiren dan polietilen lebih banyak digunakan sebagai bahan pengemas karena tidak mudah dicerna mikroorganisme, kuat dan ringan
 - Daya tahan suhu bahan pengemas
 - Tidak mengandung logam beracun
 
- Labelling
 
 Pemberian label pada kemasan perlu dilakukan untuk memberitahukan  petani mengenai identitas pabrik dan jenis pakan. Label juga menjelaskan  isi dari kantong kemasan. Jika pakan dibubuhi obat, peringatan harus  jelas tercantum bersama dengan aturan pakai untuk jenis ternak yang  menjadi komoditas dari pakan tersebut.  
Warehousing (Pergudangan)
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan dalam gudang yaitu:
- Kadar air tidak lebih dari 14%
 - Pakan harus dikemas dengan menggunakan karung plastic supaya tidak terjadi kontak langsung dengan udara
 - Pakan disimpan dalam ruangan yang sejuk, kering, tidak lembap, sirkulasi udara baik dan tidak terkena sinar matahari langsung
 - Tumpukan karung pakan sebaiknya tidak terlalu tinggi dan harus diberikan alas berupa platform dari kayu atau papan dengan ketinggian 10-15 cm dari lantai
 - Penerapan manajemen pergudangan, pakan yang akan digunakan adalah yang masuk ke gudang lebih awal (fifo-first in first out)
 
Menjaga kualitas Pelet
Menjaga kualitas pellet dapat kita lakukan dari beberapa segi yaitu:
- Bahan Baku
 
   Untuk membuat  pakan yang bermutu diperlukan bahan baku yang  berkualitas baik. Contohnya jagung kuning, kadar airnya tidak boleh  berlebih karena jagung seperti ini kandungan nutrisinya akan menyimpang  jauh dari nilai standar. Di samping itu, proses penggilingan menjadi  bentuk tepung akan sulit dilakukan. Jagung yang terlalu lama disimpan  tanpa ada upaya pengawetan tidak boleh digunakan karena kandungan  nutrisinya akan menurun atau bahkan akan menghilang selama penyimpanan  tersebut. Begitu juga bahan baku lainnya, seperti bungkil kelapa. Untuk  bahan ini, jangan gunakan bahan yang telah tengik karena nutrisinya  telah rusak. Apalagi menggunakan bahan baku yang telah berjamur, sangat  tidak dianjurkan. Bahan demikian akan menimbulkan racun yang  membahayakan ternak. Apabila penyimpanan bahan baku tidak sempurna,  dapat dipastikan pakan yang dihasilakan akan berkualitas jelek. Karena  itu, penyiapan bahan baku merupakan awal dari keberhasilan pembuatan  pakan.
- Formula pakan yang baik
 
  Formula yang dibuat harus seimbang dengan kebutuhan nutrien yang  diperlukan tidak berlebih atau kurang. Perlu dicermati apabila terjadi  kesalahan pada penyusunan formula maka akan dapat mempengaruhi kualitas  pellet dan itu juga akan mempengaruhi metabolisme dalam tubuh ternak  yang mengkonsumsinya.
- Proses Pembuatan pellet
 
  Yang perlu diperhatikan dalam proses pembuatan pellet adalah pada saat  proses conditioning. Efek samping yang ditimbulkan oleh proses  conditioning yaitu menguapnya asam lemak rantai pendek, denaturasi  protein, kerusakan vitamin dan terjadinya reaksi “Maillard” yaitu  polimerisasi gula pereduksi dengan asam amino primer membentuk senyawa  melanoidin berwarna coklat, prose ini terjadi karena adanya pemanasan.  Warna coklat ini akan menurunkan kualitas pellet dari segi penampakan  warna pellet. Antisipasi untuk mengatasi hal ini adalah:
- Kualitas uap yang dihasilkan oleh steam boiler
 
   Uap yang dihasilkan harus kering dan tidak mengandung    uap air  ketika masuk pada conditioner. Untuk pakan ruminansia dan pakan yang  berserat tekanan uapnya berkisar 4 Bar dan 1 sampai 2 Bar untuk jenis  pakan yang mengandung pati.
- Percepatan uap air yang masuk dalam conditioner
 - Penempatan pipa uap airyang masuk ke dalam conditioner
 - volume bahan pakan yang ada dalam conditioner
 
 Proses pembuatan pellet yang sempurna akan menghasilkan pellet dengan kualitas yang baik.
 Bentuk fisik pellet yang baik:
 1.  Hardness (tingkat kekerasan )
Pellet yang baik mempunyai tingkat kekerasan yang sedang.   Pellet tidak boleh terlampau keras atau terlalu lunak.
 2.  Durabilitas
Durabilitas  yaitu kemampuan dari pellet untuk mempertahankan bentuknya dari  penanganan atau pada saat pengiriman. Pellet yang baik tidak mudah  pecah, tidak retak-retak dan tidak berdebu.
 3.  Appearance (penampilan)
Pellet  yang baik mempunyai ukuran yang agak panjang dan   seragam, bentuk  rupanya baik dan kompak serta tidak ditumbuhi oleh jamur.  
- Proses penyimpanan pellet
 
  Pellet yang telah dikemas dijaga supaya tidak terjadi kerusakan     selama penyimpanan. Untuk itu, Perlu memperhatikan hal-hal berikut:
- Kadar air tidak lebih dari 14%
 - Pakan harus dikemas dengan menggunakan karung plastic supaya tidak terjadi kontak langsung dengan udara
 - Pakan disimpan dalam ruangan yang sejuk, kering, tidak lembap, sirkulasi udara baik dan tidak terkena sinar matahari langsung
 - Tumpukan karung pakan sebaiknya tidak terlalu tinggi dan harus diberikan alas berupa platform dari kayu atau papan dengan ketinggian 10-15 cm dari lantai
 - Penerapan manajemen pergudangan, pakan yang akan digunakan adalah yang masuk ke gudang lebih awal (fifo-first in first out)
 
Dengan  melihat hal-hal diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas pellet yang  baik dimulai dari langkah awal pembuatan pellet yaitu pengadaan bahan  baku hingga langkah akhir yaitu penyimpanan. Dengan menjaga kualitas  pada setiap step pembuatan pellet.